Peneliti keamanan siber telah melaporkan kampanye penipuan baru yang melibatkan distribusi malware yang disebut Realst, yang menyamar sebagai aplikasi konferensi video. Penjahat dunia maya menciptakan perusahaan palsu menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk mendapatkan kepercayaan. Mereka kemudian menghubungi korban melalui Telegram dan menawarkan untuk mengadakan pertemuan virtual. Pengguna diminta untuk menginstal aplikasi panggilan video, tetapi pada kenyataannya, mereka mengunduh malware Realst. Setelah diinstal, program mulai mencuri data sensitif, termasuk informasi dari dompet cryptocurrency, kredensial Telegram, dan data browser.
09/12/2024 17.11.56 (GMT+1)
Penjahat dunia maya menyebarkan malware Realst yang menyamar sebagai aplikasi panggilan video, mencuri data dari dompet cryptocurrency, akun Telegram, dan browser ⚠️


Materi ini disiapkan oleh Khachatur Davtyan, dikembangkan dan diterjemahkan oleh kecerdasan buatan.